Seorang suami heran karena istrinya membeli jenis beras yang kualitasnya jauh di bawah beras yang biasa mereka beli. Sang istri menjelaskan, "Oh, ini untuk disumbangkan ke rumah yatim piatu. Kalau beras mahal kan untuk kita konsumsi sendiri."
Mengupayakan yang terbaik untuk diri sendiri dan tidak harus memakai ukuran yang sama ketika itu untuk kepentingan orang lain adalah keputusan yang sering kita anggap wajar, bukan?
Kita sering menganggap bahwa mengasihi Tuhan lebih penting daripada mengasihi sesama. Kita bahkan sering menggunakan dalih rohani untuk mengabaikan tanggung jawab kepada sesama.
Sesungguhnya mengasihi sesama bobotnya sama dengan mengasihi Tuhan. Yang dimaksud dengan sesama atau "sesama manusia", bukan sesama ras, agama, atau kedudukan.
Artinya, sepanjang seseorang adalah manusia, ia harus kita kasihi. Bahkan ukuran yang seharusnya dipakai adalah "seperti mengasihi diri sendiri". Sebuah standar yang sangat tinggi, karena biasanya hampir semua orang akan mengusahakan hal-hal yang terbaik bagi diri sendiri.
Siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan.
Bagaimanakah kasih kita pada sesama di sekitar kita? Hari ini, perhatikanlah orang-orang yang sering Anda jumpai. Pikirkanlah hal-hal baik apa yang Anda ingin terjadi dalam hidup mereka, dan bagaimana Anda bisa menjadi alat Tuhan untuk mewujudkannya. —PBS
Melayani Tuhan dengan mengasihi sesama adalah perintah yang tak bisa dibantah.
* * *
Sumber: e-RH, 24/11/2012 (diedit seperlunya)
Judul asli: Kasihilah Sesamamu
==========