10 September 2012

Kata-kata

Kata bisa setajam pedang, sepekak senapan, segelegar granat. Kata, layaknya senjata pemicu perang, biasa digunakan untuk berseteru dan memang bisa mengobarkan pertempuran.

Pernahkah Anda terluka oleh komentar yang menyakitkan hati? Seorang teman sambil tertawa mungkin bisa mencederai hati Anda dengan kata-kata tak senonoh yang bodoh.

Sebaliknya, Anda barangkali juga pernah bicara di balik punggung seseorang, menebar sindiran, kata-kata satiris yang melukai hati. Adakalanya kita menciptakan masalah demi masalah dengan menggunakan lidah jahil dan mulut yang bocor.

Lidah adalah organ tubuh yang kecil, tersembunyi dalam mulut kita, tetapi bisa cukup lentur menyeruakkan kata-kata jahat. Lidah bisa meletuskan perseteruan dalam keluarga dan permusuhan di antara sahabat.


Kita bisa bertindak bodoh, asal bicara tanpa berpikir dahulu, dan melukai perasaan orang lain. Nasihat yang tepat untuk situasi demikian adalah: Jangan bertindak bodoh, berpikirlah dahulu sebelum bicara!

Dalam kenyataannya, ada saja orang yang gemar menggunakan lidahnya untuk mencederai, menista, menindas, memfitnah, bahkan membunuh. Selalu ada orang yang dengan sengaja mencari cara-cara jahat untuk menghancurkan orang lain.

Lidah seharusnya digunakan untuk membangun kehidupan, menyerukan kata-kata damai sejahtera, melantunkan perkataan baik dan ucapan positif.

Kata-kata kita seharusnya bisa untuk membangun kehidupan orang lain. Renungkanlah sejenak, kapan terakhir kali aku memberi semangat, membesarkan hati sahabat dan keluargaku?

Marilah bertanya pada diri sendiri, apakah yang kukatakan lebih sering menguatkan atau melemahkan orang lain?

Blaise Pascal menganjurkan agar kita menggunakan perkataan yang baik. “Perkataan yang baik tidak mahal, tidak melecetkan lidah atau bibir. Walaupun tidak mahal, perkataan yang baik itu menyelesaikan banyak hal, membangkitkan sifat baik pada diri orang lain, dan menghasilkan citra diri yang sangat indah.”

Tuhan, tolonglah aku mengendalikan kata-kataku, tidak untuk menyakiti, melainkan untuk membesarkan hati orang lain. Jauhkanlah kiranya mulutku dari perkataan yang bisa menjatuhkan seseorang, urapilah mulutku agar dapat mengucapkan kata-kata yang baik. Amin. —Agus Santosa

Musuh terbesar dan sahabat terbaik Anda adalah kata-kata yang Anda ucapkan.

* * *

Sumber: KristusHidup.com, 10/9/12 (diedit seperlunya)

==========


Artikel Terbaru Blog Ini