18 Agustus 2012

Keramahan yang Tulus

Banyak bangsa mengedepankan keramahan sebagai nilai lebih di mata bangsa lain. Bangsa Indonesia pun demikian. Namun, kadangkala upaya ini membuat keramahan tak lagi muncul dari hati.

Misalnya saja, saat kita mengunjungi bank, kita menerima sapaan pegawai atau petugas keamanannya. Kata-kata sapaannya tertata dan seragam, tetapi ‘tanpa rasa’ dan ‘tak kontak’ dengan yang disapa. Mimik wajah dan bahasa tubuh terlihat tak alamiah. Hasil latihan.

Sebaliknya, sekalipun mungkin bukan dengan bahasa "sekolahan", di toko-toko kelontong kecil ataupun di pasar, kita sering lebih merasa hangat disambut. Keramahan yang muncul karena tugas atau dari hati, dapat dirasakan bedanya.

Keramahan bagi sebagian orang butuh pembiasaan. Dalam suasana Idul Fitri ini, bagaimanakah kita dapat menunjukkan keramahan kepada kerabat, handai taulan, tetangga, mitra usaha, atau pun rekan sejawat yang merayakannya?

Nyatakanlah keramahan dengan kata-kata yang meluap dari hati.

* * *

Sumber: e-RH, 18/8/12 (dipersingkat)

Judul asli: Keramahan dari Hati

==========


Artikel Terbaru Blog Ini