Ada kisah nyata tentang seorang bapak tua mantan pecandu alkohol di Kalifornia bernama Rings. Sejak percaya kepada Tuhan, ia tak pernah lagi memakai nafkahnya untuk membeli alkohol.
Ia tinggal di kabin mobil dan tak berusaha menyewa tempat tinggal yang lebih baik. Ia memakai semua uangnya untuk membeli bahan makanan dan memasaknya bagi para tunawisma, sembari bercerita tentang Tuhan yang telah memberi kemerdekaan dalam hidupnya.
Ia mengatakan bahwa Tuhan-lah yang menyuruhnya memberi makan orang lain dengan uang yang Dia berikan kepadanya, karena Tuhan mengasihi mereka.
Memberikan seluruh nafkah, itu juga yang dilakukan seorang janda yang datang ke Bait Allah pada zaman Yesus. Persembahannya adalah dua keping mata uang Yahudi yang terkecil nilainya. Namun, Yesus tahu apa arti uang itu bagi sang janda. Seluruh nafkahnya.
Orang-orang kaya bisa memberikan sebagian hartanya tanpa terganggu standar hidupnya. Namun, persembahan janda itu mungkin membuatnya tidak bisa makan seharian.
Kita bisa dengan mudah memberi waktu dan uang untuk kegiatan-kegiatan berlabel rohani selama itu tidak mengganggu kehidupan pribadi atau keluarga kita.
Tanpa sadar kita telah membagi ruang hidup kita menjadi "yang sekuler" dan "yang rohani", yang "milik kita" dan yang "milik Tuhan". Tuhan ingin kita mengasihi-Nya dengan totalitas hidup. Bagaimana kita akan menerapkan perintah ini? —MEL
Tuhan ingin kita mengasihi-Nya secara total. Semua aspek dalam hidup adalah persembahan kita bagi-Nya.
* * *
Sumber: e-RH, 5/12/2012 (diedit seperlunya)
==========